DOMINO99 - Benarkah Per Dollar dalam Ekonomi tidak bisa tembus dari RP.15.000
DOMINO99 - Benarkah Per Dollar dalam Ekonomi tidak bisa tembus dari RP.15.000
DOMINO99 - Pelemahan nilai tukar rupiah saat ini masih dipengaruhi oleh sentimen pasar keuangan terhadap kuatnya perbaikan ekonomi di Amerika Serikat. Sedangkan fundamental ekonomi Indonesia saat ini masih cenderung baik dan sehat.
Seperti pertumbuhan ekonomi yang masih stabil tumbuh di atas lima persen, inflasi terkendali di bawah 3,5 persen, defisit neraca transaksi berjalan yang masih di kisaran tiga persen. Serta kondisi perbankan yang masih baik seperti loan growth yang mencapai 10,75 persen dan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga yang mencapai 6,55 persen.
Pelemahan rupiah yang signifikan akan terjadi bilamana kondisi domestik Indonesia mengalami perubahan signifikan. Misalnya, terjadi kerusuhan sebagaimana yang terjadi pada 1998, yang kemudian membuat sentimen global terpengaruh dan membuat arus modal lari dari Indonesia.
Berdasarkan outlook yang telah dilakukan, kecenderungan rupiah akan menguat masih terbuka lebar. Sebab, spekulasi pasar saat ini cenderung melihat dolar akan kembali melemah karena penguatan data-data perekonomian cenderung dinilai terlalu dipaksakan.
"Titik tertentu AS diperkirakan akan melambat. Ini kan terlalu dipaksaian (perbaikan ekonominya). Begitu dia melambat lagi, itu bisa menyebabkan dolarnya pun akan melemah lagi. Itu yang kami lihat tuh," ucap Anton.
Meski demikian, penguatan nilai tukar rupiah diperkirakannya tidak akan sampai ke level Rp12.000 sampai 13.000 per dolar AS. Sebab, dengan kondisi ekonomi global saat ini yang tengah menuju normalisasi baru atau new normal, rupiah sudah menemukan equilibrium barumya dikisaran Rp14.000.
DOMINO99 - Benarkah Per Dollar dalam Ekonomi tidak bisa tembus dari RP.15.000
DOMINO99 - Pelemahan nilai tukar rupiah saat ini masih dipengaruhi oleh sentimen pasar keuangan terhadap kuatnya perbaikan ekonomi di Amerika Serikat. Sedangkan fundamental ekonomi Indonesia saat ini masih cenderung baik dan sehat.
Seperti pertumbuhan ekonomi yang masih stabil tumbuh di atas lima persen, inflasi terkendali di bawah 3,5 persen, defisit neraca transaksi berjalan yang masih di kisaran tiga persen. Serta kondisi perbankan yang masih baik seperti loan growth yang mencapai 10,75 persen dan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga yang mencapai 6,55 persen.
Pelemahan rupiah yang signifikan akan terjadi bilamana kondisi domestik Indonesia mengalami perubahan signifikan. Misalnya, terjadi kerusuhan sebagaimana yang terjadi pada 1998, yang kemudian membuat sentimen global terpengaruh dan membuat arus modal lari dari Indonesia.
Berdasarkan outlook yang telah dilakukan, kecenderungan rupiah akan menguat masih terbuka lebar. Sebab, spekulasi pasar saat ini cenderung melihat dolar akan kembali melemah karena penguatan data-data perekonomian cenderung dinilai terlalu dipaksakan.
"Titik tertentu AS diperkirakan akan melambat. Ini kan terlalu dipaksaian (perbaikan ekonominya). Begitu dia melambat lagi, itu bisa menyebabkan dolarnya pun akan melemah lagi. Itu yang kami lihat tuh," ucap Anton.
Meski demikian, penguatan nilai tukar rupiah diperkirakannya tidak akan sampai ke level Rp12.000 sampai 13.000 per dolar AS. Sebab, dengan kondisi ekonomi global saat ini yang tengah menuju normalisasi baru atau new normal, rupiah sudah menemukan equilibrium barumya dikisaran Rp14.000.
Tidak ada komentar