DOMINO 99 - Kisah Noura, perempuan belia yang diperkosa suami dan menghadapi hukuman mati
DOMINO 99 - Kisah Noura, perempuan belia yang diperkosa suami dan menghadapi hukuman mati
Ini kisah tentang Noura Hassein, remaja perempuan di Sudan yang menghadapi hukuman pancung setelah dinyatakan bersalah membunuh suaminya.
Kasusnya berawal ketika Noura, yang dipaksa oleh keluarganya untuk menikah di usia dini, diminta tinggal bersama sang suami.
Karena sejak awal tak setuju dengan pernikahan, Noura memutuskan tak ingin melayani suaminya di hari-hari pertama mereka hidup bersama.
Suami dan beberapa kerabat kemudian memegangi Noura. Suaminya memaksakan hubungan badan dengan Noura.
Noura menyebutnya sebagai pemerkosaan.
Sehari setelah insiden ini, ketika suaminya ingin Noura melayaninya, Noura menikamnya hingga tewas.
Ketika Noura mengharapkan dukungan dari keluarganya, mereka menyerahkan Noura ke polisi dan kasusnya pun digelar di pengadilan.
---
Noura menikah pada usia belia, namun ia tak langsung berkumpul dengan suami dan dibolehkan oleh keluarganya untuk menyelesaikan sekolah.
Pembunuhan terjadi setelah bulan madu, saat ia berusia 18 tahun.
Pada 10 Mei 2018 pengadilan menjatuhkan vonis berupa hukuman mati untuk Noura.
Beredar kabar kasus ini membuat hubungan Noura dengan orang tuanya renggang, kabar yang telah dibantah baik oleh ibu maupun ayah Noura.
Pada awal Juni, sang ibu bertemu dengan Noura untuk pertama kalinya sejak Noura mendekam di tahanan. Pertemuan yang sangat mengharukan.
Sementara air mata terus mengalir, Noura yang sekarang berusia 19 tahun, mengatakan kepada ibunya bahwa pada mulanya dia berencana untuk bunuh diri setelah diperkosa suaminya.
"Dia membenci dirinya setelah dirinya diperkosa suaminya," kata ibu Noura, Zainab Ahmed.
"Pisaunya sudah siap dipakai untuk merenggut nyawanya sendiri jika dia menyentuhnya lagi."
Tetapi saat itu -ketika suami menyentuhnya lagi- dia malahan menusuknya. Ibunya menegaskan ini adalah tindakan membela diri.
Ketika Noura divonis bulan lalu, sebuah kampanye di internet #JusticeforNoura menyebar di dunia.
Supermodel Naomi Campbell dan aktris Emma Watson adalah bagian dari sejumlah selebriti yang menggabungkan diri dengan para pegiat, mengutuk hukuman mati dan menuntut vonis diubah.
Dan ketika Amnesty International mendesak para pendukung untuk mengirim email kepada Menteri Hukum Sudan memintanya untuk campur tangan, banyaknya pesan yang diterima memaksanya untuk membuat alamat email baru.
Noura baru mengetahui gelombang dukungan untuknya dari berbagai tempat di dunia setelah ibunya mengunjunginya di Penjara Perempuan Omdurman yang buruk keadaannya.
Sementara waktu ini, dunianya dibatasi dinding penjara, di mana semua tahanan tinggal di sebuah lapangan besar.
"Tidak adanya atap membuat sebagian besar perempuan menggunakan seprai untuk menghindari sinar matahari," kata koordinator Justice Africa di Sudan, Hafiz Mohammed.
Noura selalu diborgol sejak pertama kali ditangkap.
Meskipun dia kelihatan sehat, ibunya mengatakan, Noura sudah kehilangan semangat.
---
Anak kedua dari delapan bersaudara, Noura dibesarkan di Desa al-Bager, 40 km arah selatan Khartoum. Tempat tersebut berdebu, dikelilingi bukit pasir dan berbatu, tidak jauh dari Sungai Nil.
Kecerahan warna buah dan sayuran yang digelar di kain bercorak di lantai pasar setempat memberikan sedikit warna di tempat yang kebanyakan bernuansa cokelat dan tandus.
Zainab Ahmed mengatakan anak perempuannya yang pintar tersebut adalah seseorang yang pendiam.
"Dia punya cita-cita," kata Zainab. "Noura bermimpi mempelajari hukum di universitas untuk akhirnya menjadi seorang dosen."
Keluarga besarnya meninggalkan daerah konflik Darfur pindah ke al-Bager ketika Noura masih anak-anak.
Mereka tidak mempunyai banyak uang, tetapi usaha ayah Noura -sebuah toko kelontong kecil yang menjual berbagai peralatan dan minyak- memungkinkan anak perempuannya mendapatkan pendidikan.
Hal ini membuatnya sangat gembira.
Tetapi pada tahun 2015, sepupu Noura, Abdulrahman Mohamed Hammad, 32 tahun, melamarnya. Saat itu dia berumur 16 tahun.
Ibunya mengatakan anak perempuannya pada mulanya tidak terganggu dengan lamaran tersebut, tetapi Noura meminta diizinkan melanjutkan pendidikannya. Dia juga meminta pernikahannya ditunda sampai ibunya melahirkan.
Meskipun demikian keluarga terus mendesak, terutama ayahnya sendiri, Hussein.
"Banyak anak perempuan di daerah ini menjadi hamil dan melahirkan anak haram," kata Hussein.
Hussein mengatakan dirinya tidak menginginkan anak perempuannya mengalami nasib serupa dan menjadi ibu tanpa suami.
DOMINO 99 - Kisah Noura, perempuan belia yang diperkosa suami dan menghadapi hukuman mati
Ini kisah tentang Noura Hassein, remaja perempuan di Sudan yang menghadapi hukuman pancung setelah dinyatakan bersalah membunuh suaminya.
Kasusnya berawal ketika Noura, yang dipaksa oleh keluarganya untuk menikah di usia dini, diminta tinggal bersama sang suami.
Karena sejak awal tak setuju dengan pernikahan, Noura memutuskan tak ingin melayani suaminya di hari-hari pertama mereka hidup bersama.
Suami dan beberapa kerabat kemudian memegangi Noura. Suaminya memaksakan hubungan badan dengan Noura.
Noura menyebutnya sebagai pemerkosaan.
Sehari setelah insiden ini, ketika suaminya ingin Noura melayaninya, Noura menikamnya hingga tewas.
Ketika Noura mengharapkan dukungan dari keluarganya, mereka menyerahkan Noura ke polisi dan kasusnya pun digelar di pengadilan.
---
Noura menikah pada usia belia, namun ia tak langsung berkumpul dengan suami dan dibolehkan oleh keluarganya untuk menyelesaikan sekolah.
Pembunuhan terjadi setelah bulan madu, saat ia berusia 18 tahun.
Pada 10 Mei 2018 pengadilan menjatuhkan vonis berupa hukuman mati untuk Noura.
Beredar kabar kasus ini membuat hubungan Noura dengan orang tuanya renggang, kabar yang telah dibantah baik oleh ibu maupun ayah Noura.
Pada awal Juni, sang ibu bertemu dengan Noura untuk pertama kalinya sejak Noura mendekam di tahanan. Pertemuan yang sangat mengharukan.
Sementara air mata terus mengalir, Noura yang sekarang berusia 19 tahun, mengatakan kepada ibunya bahwa pada mulanya dia berencana untuk bunuh diri setelah diperkosa suaminya.
"Dia membenci dirinya setelah dirinya diperkosa suaminya," kata ibu Noura, Zainab Ahmed.
"Pisaunya sudah siap dipakai untuk merenggut nyawanya sendiri jika dia menyentuhnya lagi."
Tetapi saat itu -ketika suami menyentuhnya lagi- dia malahan menusuknya. Ibunya menegaskan ini adalah tindakan membela diri.
Ketika Noura divonis bulan lalu, sebuah kampanye di internet #JusticeforNoura menyebar di dunia.
Supermodel Naomi Campbell dan aktris Emma Watson adalah bagian dari sejumlah selebriti yang menggabungkan diri dengan para pegiat, mengutuk hukuman mati dan menuntut vonis diubah.
Dan ketika Amnesty International mendesak para pendukung untuk mengirim email kepada Menteri Hukum Sudan memintanya untuk campur tangan, banyaknya pesan yang diterima memaksanya untuk membuat alamat email baru.
Noura baru mengetahui gelombang dukungan untuknya dari berbagai tempat di dunia setelah ibunya mengunjunginya di Penjara Perempuan Omdurman yang buruk keadaannya.
Sementara waktu ini, dunianya dibatasi dinding penjara, di mana semua tahanan tinggal di sebuah lapangan besar.
"Tidak adanya atap membuat sebagian besar perempuan menggunakan seprai untuk menghindari sinar matahari," kata koordinator Justice Africa di Sudan, Hafiz Mohammed.
Noura selalu diborgol sejak pertama kali ditangkap.
Meskipun dia kelihatan sehat, ibunya mengatakan, Noura sudah kehilangan semangat.
---
Anak kedua dari delapan bersaudara, Noura dibesarkan di Desa al-Bager, 40 km arah selatan Khartoum. Tempat tersebut berdebu, dikelilingi bukit pasir dan berbatu, tidak jauh dari Sungai Nil.
Kecerahan warna buah dan sayuran yang digelar di kain bercorak di lantai pasar setempat memberikan sedikit warna di tempat yang kebanyakan bernuansa cokelat dan tandus.
Zainab Ahmed mengatakan anak perempuannya yang pintar tersebut adalah seseorang yang pendiam.
"Dia punya cita-cita," kata Zainab. "Noura bermimpi mempelajari hukum di universitas untuk akhirnya menjadi seorang dosen."
Keluarga besarnya meninggalkan daerah konflik Darfur pindah ke al-Bager ketika Noura masih anak-anak.
Mereka tidak mempunyai banyak uang, tetapi usaha ayah Noura -sebuah toko kelontong kecil yang menjual berbagai peralatan dan minyak- memungkinkan anak perempuannya mendapatkan pendidikan.
Hal ini membuatnya sangat gembira.
Tetapi pada tahun 2015, sepupu Noura, Abdulrahman Mohamed Hammad, 32 tahun, melamarnya. Saat itu dia berumur 16 tahun.
Ibunya mengatakan anak perempuannya pada mulanya tidak terganggu dengan lamaran tersebut, tetapi Noura meminta diizinkan melanjutkan pendidikannya. Dia juga meminta pernikahannya ditunda sampai ibunya melahirkan.
Meskipun demikian keluarga terus mendesak, terutama ayahnya sendiri, Hussein.
"Banyak anak perempuan di daerah ini menjadi hamil dan melahirkan anak haram," kata Hussein.
Hussein mengatakan dirinya tidak menginginkan anak perempuannya mengalami nasib serupa dan menjadi ibu tanpa suami.
Tidak ada komentar