DOMINO99 - Mabuk Miras, Dua Pengendara Sepeda Motor Tewas Usai Tabrakan Maut
Mabuk Miras, Dua Pengendara Sepeda Motor Tewas Usai Tabrakan Maut
DOMINO99 - Kecelakaan maut melibatkan dua sepeda motor terjadi, Sabtu (12/1/2018) sore di Jalan Raya Nonohonis.
Akibat kecelakaan ini, pengendara sepeda motor Honda Revo, Yulius Sanam dan pengendara sepeda motor Yamaha Vega, Onifegi Takesep tewas seketika usai tabrakan.
Tabrakan maut ini dipicu aksi ugal-ugalan yang dilakukan oleh korban, Onifegi karena dalam keadaan mabuk berat.
Kasat Lantas Polres TTS, Iptu Wastoro yang dikonfirmasi pos kupang terkait kecelakaan maut tersebut mengatakan, korban, Yulius langsung tewas di tempat kejadian sedangkan korban, Onifegi tewas di rumah sakit umum daerah ( RSUD) Soe usai mengalami patah tulang kaki kanan dan luka pada bagian kepalanya.
Wastoro menjelaskan kronologi kecelakaan tersebut bermula dari aksi ugal-ugalan korban, Onifegi yang mengendarai sepeda motor Yamaha Vega dari arah kantor bupati menuju nonohonis dalam keadaan mabuk.
Korban yang dalam keadaan mabuk memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi dan melawan arah.
Saat melintasi deker yang terdapat di jalan Raya Nonohonis, korban sempat berhenti sebentar untuk berbincang dengan para sahabatnya.
Korban yang mabuk berat, beberapa kali memaki para pengendara bermotor yang melintasi jalan tersebut tanpa sembab yang jelas.
" Korban, Onifegi ini sudah mabuk berat. Dia melaju dengan melawan arah.
Karena sudah tidak bisa mengontrol diri lagi, korban sempat memaki pengendara bermotor yang melintasi ruas jalan Raya Nonohonis tanpa sebab," cerita Wastoro.
Sekitar satu jam duduk berbincang dengan temannya lanjut Wastoro, korban Onifegi melanjutkan perjalanannya menuju nonohonis. Korban kembali memacu kendaraannya dengan melawan arah dan melakukan aksi zik-zak.
Sekitar seratus meter dari lokasi deker, datang kendaraan bermotor yang dikendarai korban, Yulius.
Karena aksi ugal-ugalan korban Onifegi yang sudah dalam keadaan mabuk berat akhirnya terjadi tabrakan antara kedua sepeda motor tersebut.
" Korban Yulius langsung meninggal ditempat karena mengalami luka parah pada bagian kepala.
Sedangkan korban Onifegi sempat dibawa ke RSUD Soe karena mengalami patah kaki dan luka pada bagian kepala. Namun sayang, nyawa korban tak tertolong dan akhirnya meninggal sesaat setelah dirawat di RSUD Soe, " terangnya.
Wastoro menghimbau kepada masyarakat Kabupaten TTS untuk mengendarai sepeda motor dalam keadaan mabuk. Karena tidak hanya akan membahayakan diri sendiri tetapi juga membahayakan pengendara sepeda motor lainnya.
Ia juga menghimbau para pengendara untuk tertib berlalu lintas dengan tidak melawan arah, melakukan aksi zik-zak dan menggunakan helem saat berkendara.
" Harus utamakan keselamatan saat berlalu lintas dengan cara tidak mabuk saat berkendara dan tertib berlalu lintas. Sudah banyak korban yang meninggal akibat berkendara dalam keadaan mabuk dan melakukan aksi ugal-ugalan di jalan raya. Oleh sebab itu, mari kita jadi pelopor keselamatan di jalan raya," imbaunya.
Mabuk, Bakar Rumah Sendiri
Sebelumnya, musibah kebakaran terjadi lagi di Lewoleba, Kabupaten Lembata, NTT, Jumat (4/1/2019).
Namun peristiwa kali ini berbeda dengan dua peristiwa sebelumnya pada Selasa (1/1/2019) dan hari berikutnya, Rabu (2/1/2019).
Bedanya, adalah dalam kejadian ini, tuan rumah yang membakar sendiri rumahnya. Tindakan itu dilakukan setelah Frans gara-gara mabuk minuman keras (sopi).
Frans minum sopi seorang diri dan ketika sudah mabuk, ia lantas membakar rumahnya.
Rosalina, salah seorang saksi mata, menuturkan, sejak sore, Frans menenggak minuman keras. Entah kenapa tiba-tiba dia berdiri lalu membakar dedaunan kering yang ada di dekatnya.
Setelah daun-daun kering itu menyala besar, tutur Rosalina, Frans lalu membuangnya ke atas atap rumahnya.
Seusai melemparkan api ke bubungan rumah, ada kalimat lain yang diucapkan oknum pelaku tersebut. Rosalina mendengar Frans mengatakan, "Mantap, ini baru bagus." Setelah mengucapkan kata-kata itu, pelaku lantas bergegas pergi dan membiarkan rumahnya dalam keadaan terbakar.
Saksi mata lainnya menuturkan, Frans seorang petani. Saban hari ia mengiris tuak. Tuak yang diirisnya itu, ada yang di dekat rumahnya, ada pula di tempat yang lain. Tuak itu ada yang diminum sendiri, kadang pula dijual kepada warga yang membutuhkan.
Pada sore itu, ungkap saksi mata, sepertinya ada cekcok dalam rumah tangganya. Terdengar Frans berbantah-bantah dengan istrinya. Namun tetangganya itu tak.mengetahui secara pasti sebab musabab pertengkaran tersebut.
Setelah cekcok tersebut, istri dan anak-anaknya pergi meninggalkan rumah. Sedangkan Frans langsung mengiris tuak. Seusai mengiris tuak itulah, yang bersangkutan langsung menenggak minuman keras dan beberapa saat kemudian Frans membakar rumahnya sendiri.
Hingga saat ini belum diketahui berapa besar kerugian yang diderita akibat insiden tersebut. Namun jumlahnya diperkirakan mencapai jutaan rupiah.
Pada peristiwa itu, sejumlah aparat kepolisian berusaha sekuat tenaga untuk memadamkan api yang sedang berkobar. Usaha itu cukup memakan waktu karena hanya berharap dari air sumur yang ada di sekitar lokasi kejadian.
Lantaran rumah yang terbakar itu beratap alang-alang, sehingga dalam waktu sekejap sudah rata tanah. Hingga saat ini belum diketahui dimana Frans bersama istri dan anaknya berada. Tapi diduga kuat mereka telah berada di rumah keluarga masing-masing.
Mabuk Miras, Dua Pengendara Sepeda Motor Tewas Usai Tabrakan Maut
DOMINO99 - Kecelakaan maut melibatkan dua sepeda motor terjadi, Sabtu (12/1/2018) sore di Jalan Raya Nonohonis.
Akibat kecelakaan ini, pengendara sepeda motor Honda Revo, Yulius Sanam dan pengendara sepeda motor Yamaha Vega, Onifegi Takesep tewas seketika usai tabrakan.
Tabrakan maut ini dipicu aksi ugal-ugalan yang dilakukan oleh korban, Onifegi karena dalam keadaan mabuk berat.
Kasat Lantas Polres TTS, Iptu Wastoro yang dikonfirmasi pos kupang terkait kecelakaan maut tersebut mengatakan, korban, Yulius langsung tewas di tempat kejadian sedangkan korban, Onifegi tewas di rumah sakit umum daerah ( RSUD) Soe usai mengalami patah tulang kaki kanan dan luka pada bagian kepalanya.
Wastoro menjelaskan kronologi kecelakaan tersebut bermula dari aksi ugal-ugalan korban, Onifegi yang mengendarai sepeda motor Yamaha Vega dari arah kantor bupati menuju nonohonis dalam keadaan mabuk.
Korban yang dalam keadaan mabuk memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi dan melawan arah.
Saat melintasi deker yang terdapat di jalan Raya Nonohonis, korban sempat berhenti sebentar untuk berbincang dengan para sahabatnya.
Korban yang mabuk berat, beberapa kali memaki para pengendara bermotor yang melintasi jalan tersebut tanpa sembab yang jelas.
" Korban, Onifegi ini sudah mabuk berat. Dia melaju dengan melawan arah.
Karena sudah tidak bisa mengontrol diri lagi, korban sempat memaki pengendara bermotor yang melintasi ruas jalan Raya Nonohonis tanpa sebab," cerita Wastoro.
Sekitar satu jam duduk berbincang dengan temannya lanjut Wastoro, korban Onifegi melanjutkan perjalanannya menuju nonohonis. Korban kembali memacu kendaraannya dengan melawan arah dan melakukan aksi zik-zak.
Sekitar seratus meter dari lokasi deker, datang kendaraan bermotor yang dikendarai korban, Yulius.
Karena aksi ugal-ugalan korban Onifegi yang sudah dalam keadaan mabuk berat akhirnya terjadi tabrakan antara kedua sepeda motor tersebut.
" Korban Yulius langsung meninggal ditempat karena mengalami luka parah pada bagian kepala.
Sedangkan korban Onifegi sempat dibawa ke RSUD Soe karena mengalami patah kaki dan luka pada bagian kepala. Namun sayang, nyawa korban tak tertolong dan akhirnya meninggal sesaat setelah dirawat di RSUD Soe, " terangnya.
Wastoro menghimbau kepada masyarakat Kabupaten TTS untuk mengendarai sepeda motor dalam keadaan mabuk. Karena tidak hanya akan membahayakan diri sendiri tetapi juga membahayakan pengendara sepeda motor lainnya.
Ia juga menghimbau para pengendara untuk tertib berlalu lintas dengan tidak melawan arah, melakukan aksi zik-zak dan menggunakan helem saat berkendara.
" Harus utamakan keselamatan saat berlalu lintas dengan cara tidak mabuk saat berkendara dan tertib berlalu lintas. Sudah banyak korban yang meninggal akibat berkendara dalam keadaan mabuk dan melakukan aksi ugal-ugalan di jalan raya. Oleh sebab itu, mari kita jadi pelopor keselamatan di jalan raya," imbaunya.
Mabuk, Bakar Rumah Sendiri
Sebelumnya, musibah kebakaran terjadi lagi di Lewoleba, Kabupaten Lembata, NTT, Jumat (4/1/2019).
Namun peristiwa kali ini berbeda dengan dua peristiwa sebelumnya pada Selasa (1/1/2019) dan hari berikutnya, Rabu (2/1/2019).
Bedanya, adalah dalam kejadian ini, tuan rumah yang membakar sendiri rumahnya. Tindakan itu dilakukan setelah Frans gara-gara mabuk minuman keras (sopi).
Frans minum sopi seorang diri dan ketika sudah mabuk, ia lantas membakar rumahnya.
Rosalina, salah seorang saksi mata, menuturkan, sejak sore, Frans menenggak minuman keras. Entah kenapa tiba-tiba dia berdiri lalu membakar dedaunan kering yang ada di dekatnya.
Setelah daun-daun kering itu menyala besar, tutur Rosalina, Frans lalu membuangnya ke atas atap rumahnya.
Seusai melemparkan api ke bubungan rumah, ada kalimat lain yang diucapkan oknum pelaku tersebut. Rosalina mendengar Frans mengatakan, "Mantap, ini baru bagus." Setelah mengucapkan kata-kata itu, pelaku lantas bergegas pergi dan membiarkan rumahnya dalam keadaan terbakar.
Saksi mata lainnya menuturkan, Frans seorang petani. Saban hari ia mengiris tuak. Tuak yang diirisnya itu, ada yang di dekat rumahnya, ada pula di tempat yang lain. Tuak itu ada yang diminum sendiri, kadang pula dijual kepada warga yang membutuhkan.
Pada sore itu, ungkap saksi mata, sepertinya ada cekcok dalam rumah tangganya. Terdengar Frans berbantah-bantah dengan istrinya. Namun tetangganya itu tak.mengetahui secara pasti sebab musabab pertengkaran tersebut.
Setelah cekcok tersebut, istri dan anak-anaknya pergi meninggalkan rumah. Sedangkan Frans langsung mengiris tuak. Seusai mengiris tuak itulah, yang bersangkutan langsung menenggak minuman keras dan beberapa saat kemudian Frans membakar rumahnya sendiri.
Hingga saat ini belum diketahui berapa besar kerugian yang diderita akibat insiden tersebut. Namun jumlahnya diperkirakan mencapai jutaan rupiah.
Pada peristiwa itu, sejumlah aparat kepolisian berusaha sekuat tenaga untuk memadamkan api yang sedang berkobar. Usaha itu cukup memakan waktu karena hanya berharap dari air sumur yang ada di sekitar lokasi kejadian.
Lantaran rumah yang terbakar itu beratap alang-alang, sehingga dalam waktu sekejap sudah rata tanah. Hingga saat ini belum diketahui dimana Frans bersama istri dan anaknya berada. Tapi diduga kuat mereka telah berada di rumah keluarga masing-masing.
Tidak ada komentar