Kartuludo.com Situs Poker Online Terpercaya dengan Bonus Rollingan dan Referral Paling Tinggi, 1 User ID Untuk Semua Games

Header Ads

Domino99 AGEN BANDARQ BANDARQ Agen Bola Terpercaya Agen BandarQ

SAKONG - Misteri Pembunuhan Wanita Jaket Merah di Bantul

Misteri Pembunuhan Wanita Jaket Merah di Bantu

Misteri Pembunuhan Wanita Jaket Merah di Bantu



Sakong - Perempuan berjaket merah yang ditemukan tewas di bulak sawah Dusun Cepoko, Desa Trirenggo, Kecamatan Bantul, Bantul, DIY, diketahui bernama Jumiyati (33). Pembunuhan ini diduga karena motif asmara.

Korban ditemukan dalam kondisi tertelengkup pukul 05.30 WIB tadi. Wajah korban juga penuh luka hingga sulit dikenali.

Kepala Dusun Depok, Desa Gilangharjo, Kecamatan Pandak, Suratija, memastikan korban tewas di Dusun Cepoko, Bantul, adalah Jumiyati (33), warganya. Kepastian itu didapat setelah warga dan saudara korban mendatangi RS Bhayangkara, Yogyakarta.

"Kaus kaki, sepatu, dan jaket semuanya warga mengenali," kata Suratija kepada wartawan di rumah duka, Rabu (30/5/2018).

empat bersaudara dari pasangan Kumar (50) dan Suradiyem (48), warga Dusun Depok, Desa Gilangharjo, Kecamatan Pandak, Bantul. Jumiyati telah memiliki seorang anak perempuan.

Namun sudah hampir dua tahun ini Jumiyati menjanda setelah bercerai dengan Mahadi. Jumiyati berjualan air minuman untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Kapolsek Bantul Kompol Paimun mengatakan luka di wajah korban diduga akibat pukulan benda tumpul. Juga karena injakan kaki pelaku.

Polisi menduga motif asmara di balik pembunuhan ini. Dugaan ini berdasarkan beberapa barang bukti yang ditemukan di dekat mayat korban, seperti cincin lengkap dengan kotak penyimpannya, dan kayu yang diduga jadi alat untuk membunuh korban.

"Kalau dilihat dari ini (bukti yang ada) sepertinya karena asmara," kata Paimun saat ditemui wartawan di Mapolsek Bantul.

Korban diperkirakan sempat melakukan perlawanan kepada pelaku. "Jarak antara cincin dengan korban cukup jauh, mungkin korban sempat melawan," ucapnya.

Pelaku pembunuhan ini diduga orang yang mengenali tempat kejadian perkara (TKP). TKP itu di tengah area sawah yang sangat jarang dilalui warga saat malam.

"Itu kalau nggak kenal medan, ora ngerti iku, gone ki jero (tidak bakal tahu itu, karena tempatnya di tengah sawah). Jadi katakan roda empat sulit lewat, tidak bisa belok," ujarnya.

Ayah Jumiyanti, Kumar, mengatakan anaknya bepergian kemarin pagi. Kumar berharap penyebab kematian anaknya segera terungkap.

"Kula pengene ngertos, tapi pak polisi mboten purun jelaske, anak kula niku kepripun, kejadiane kepripun (Saya ingin tahu, tetapi polisi tidak mau menjelaskan, sebenarnya anak saya itu kenapa, kejadiannya bagaimana)," kata Kumar di rumah duka.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.