DOMINO 99 - Penampakan COSMO AzTEC-1, Nenek Moyang Galaksi Sejagat, Jaraknya 12,4 Miliar Tahun Cahaya dari Bimasakti
DOMINO 99 - Penampakan COSMO AzTEC-1, Nenek Moyang Galaksi Sejagat, Jaraknya 12,4 Miliar Tahun Cahaya dari Bimasakti
DOMINO 99 -
Astronom berhasil merekam gambar paling tajam dari ‘galaksi monster’ yang mampu melahirkan bintang baru 1.000 kali lebih cepat daripada Bimasakti.
Pengamatan tim mengungkapkan, formasi perjalanan bintang ini adalah akibat awan yang tidak stabil dari molekul yang tersebar di seluruh galaksi, yang berjarak sekitar 12,4 miliar tahun cahaya dari Bumi.
Monster galaksi dianggap sebagai nenek moyang dari galaksi elips besar seperti Bima Sakti. Ilmuwan berharap, dengan mempelajari galaksi ini akan menjelaskan pembentukan dan evolusi bagian kecil ruang yang kita sebut ‘rumah’.
Para ilmuwan di University of Massachusetts Amherst dan National Astronomical Observatory of Japan di Tokyo melakukan observasi menggunakan Observatorium ALMA senilai £1,1 miliar (Rp 21 triliun) yang terletak di Chile.
Galaksi yang dikenal juga sebagai COSMOS-AzTEC-1, telah lama diketahui oleh para ilmuwan. Tetapi, baru kali ini peralatan di ALMA mampu mengambil gambar dengan resolusi 10 kali lebih tinggi dibanding sebelumnya.
Hal tersebut mengungkapkan rincian struktural dalam galaksi yang belum pernah terlihat sebelumnya, sekaligus menjawab pertanyaan lama, seputar bagaimana galaksi raksasa membentuk bintang dengan laju yang sangat cepat.
Juga dikenal sebagai Galaksi Starburst, fenomena kosmik kuno yang muncul tak lama setelah ‘Big Bang’ dan melahirkan bintang baru dengan kecepatan 1.000 kali lebih tinggi dibanding galaksi kita.
Bima Sakti sendiri diperkirakan membentuk materi bintang yang cukup untuk membuat tiga kali massa matahari setiap tahunnya. Bintang-bintang yang terbentuk bisa lebih besar atau lebih kecil dari matahari kita, meskipun bintang yang lebih kecil jumlahnya lebih banyak.
Dalam studi terbaru, para ilmuwan mempelajari awan molekul dalam AzTEC-1 yang dikenal sebagai pembibitan bintang atau daerah padat gas yang runtuh untuk menciptakan bintang baru.
Tim memanfaatkan resolusi dan sensitivitas tinggi ALMA untuk mendapatkan peta terperinci tentang distribusi dan gerakan gas.
“Kami menemukan bahwa ada dua awan besar yang berbeda, beberapa ribu tahun cahaya dari pusat itu,” kata rekan penulis studi, Ken-ichi Tadaki, dari National Astronomical Observatory, seperti dilansir DailyMail, Rabu (29/8/2018).
DOMINO 99 - Penampakan COSMO AzTEC-1, Nenek Moyang Galaksi Sejagat, Jaraknya 12,4 Miliar Tahun Cahaya dari Bimasakti
Astronom berhasil merekam gambar paling tajam dari ‘galaksi monster’ yang mampu melahirkan bintang baru 1.000 kali lebih cepat daripada Bimasakti.
Pengamatan tim mengungkapkan, formasi perjalanan bintang ini adalah akibat awan yang tidak stabil dari molekul yang tersebar di seluruh galaksi, yang berjarak sekitar 12,4 miliar tahun cahaya dari Bumi.
Monster galaksi dianggap sebagai nenek moyang dari galaksi elips besar seperti Bima Sakti. Ilmuwan berharap, dengan mempelajari galaksi ini akan menjelaskan pembentukan dan evolusi bagian kecil ruang yang kita sebut ‘rumah’.
Para ilmuwan di University of Massachusetts Amherst dan National Astronomical Observatory of Japan di Tokyo melakukan observasi menggunakan Observatorium ALMA senilai £1,1 miliar (Rp 21 triliun) yang terletak di Chile.
Galaksi yang dikenal juga sebagai COSMOS-AzTEC-1, telah lama diketahui oleh para ilmuwan. Tetapi, baru kali ini peralatan di ALMA mampu mengambil gambar dengan resolusi 10 kali lebih tinggi dibanding sebelumnya.
Hal tersebut mengungkapkan rincian struktural dalam galaksi yang belum pernah terlihat sebelumnya, sekaligus menjawab pertanyaan lama, seputar bagaimana galaksi raksasa membentuk bintang dengan laju yang sangat cepat.
Juga dikenal sebagai Galaksi Starburst, fenomena kosmik kuno yang muncul tak lama setelah ‘Big Bang’ dan melahirkan bintang baru dengan kecepatan 1.000 kali lebih tinggi dibanding galaksi kita.
Bima Sakti sendiri diperkirakan membentuk materi bintang yang cukup untuk membuat tiga kali massa matahari setiap tahunnya. Bintang-bintang yang terbentuk bisa lebih besar atau lebih kecil dari matahari kita, meskipun bintang yang lebih kecil jumlahnya lebih banyak.
Dalam studi terbaru, para ilmuwan mempelajari awan molekul dalam AzTEC-1 yang dikenal sebagai pembibitan bintang atau daerah padat gas yang runtuh untuk menciptakan bintang baru.
Tim memanfaatkan resolusi dan sensitivitas tinggi ALMA untuk mendapatkan peta terperinci tentang distribusi dan gerakan gas.
“Kami menemukan bahwa ada dua awan besar yang berbeda, beberapa ribu tahun cahaya dari pusat itu,” kata rekan penulis studi, Ken-ichi Tadaki, dari National Astronomical Observatory, seperti dilansir DailyMail, Rabu (29/8/2018).
Tidak ada komentar