DOMINO99 - Cerita Dua Kakak Beradik yang Selamat dari Terjangan Tsunami, Ada Suara Gemuruh
Cerita Dua Kakak Beradik yang Selamat dari Terjangan Tsunami, Ada Suara Gemuruh
DOMINO99 - Tsunami terjadi di Selat Sunda dan menerjang wilayah Banten dan Lampung Selatan, Sabtu (22/12/2018).
Hingga Senin (24/12/2018) pagi, BNBP mencatat sudah 281 orang meninggal dunia, 1.016 orang luka-luka, 57 dinyatakan hilang dan 11.687 orang mengungsi.
Sehari setelah bencana alam itu banyak kabar tentang warga-warga yang selamat dari amukan tsunami, termasuk warga yang berhasil melarikan diri sebelum tsunami menerjang.
Seperti yang dialami kakak beradik asal Palembang, Sumatera Selatan yang selamat dari amukan tsunami karena lari bersama warga lainnya ke perbukitan.
Adalah Levi dan Sumantri, kakak beradik yang berasal dari Tebing Tinggi, Kabupaten Empat Lawang, Sumatera Selatan (Sumsel).
Mereka sempat merasakan bencana tersebut.
Mereka hampir terkena terjangan tsunami ketika sedang berkunjung ke rumah keluarga mereka di Lampung Selatan, untuk menghadiri proses pernikahan.
Menurut Levi seperti dikutip dari Kompas.com, tsunami berlangsung sekitar pukul 21.20 WIB pada Sabtu (22/12/2018).
Sebelum kejadian, ia sedang membuat kopi di rumah kerabatnya tersebut.
Namun tak lama kemudian, warga sekitar mendadak keluar dan berlari menuju ke atas bukit Rajabasa sembari memperingatkan ada tsunami.
"Suara gemuruh sangat terdengar, saya langsung keluar, lihat warga sudah lari teriak-teriak tsunami," kata Levi, Senin (23/12/2018).
Melihat warga mulai menyelamatkan diri, Levi dan Sumantri langsung menyelamatkan keluarga mereka naik ke atas bukit.
Kejadian yang hanya beberapa menit itu meratakan kediaman rumah kerabat mereka yang berada di pesisir pantai.
"Sempat saya menelepon keluarga yang sedang jalan di luar, mendadak listrik mati, sinyal langsung putus. Rumah sudah hancur akibat tsunami," ujarnya.
Keluarga Levi berhasil selamat dari kejadian tersebut, saat ini mereka sedang berada di daerah Penengahan salah satu kediaman kerabatnya untuk mengungsi.
"Hari ini langsung pulang ke Empat Lawang bersama keluarga, kami semua selamat," kata dia.
Udin Menangis Tak Bisa Selamatkan Ibu dan Anaknya Saat Tsunami, Tubuhnya Tertimbun Reruntuhan Rumah
Sementara, cerita korban tsunami Lampung, Udin Ahok (49), menyayat hati.
Di lansir oleh KARTULUDO, keluarga Udin ikut menjadi korban.
Ia hanya tertunduk lesu di atas puing-puing rumah yang terseret ombak.
Saat ditemui agen KARTULUDO, pria yang tinggal di Way Muli, Rajabasa, Lampung Selatan ini tampak duduk dengan lemas saat mulai menceritakan kisahnya.
Mata Udin sampai memerah, karena menahan tangis kala menceritakan dirinya yang tak sempat menyelamatkan ibunya, Ema (70) dan anaknya, Muhammad Yusuf (1).
Udin mengatakan, ibu dan anaknya itu masih tertimbun reruntuhan bangunan.
Gelombang tsunami yang datang tiba-tiba, membuat Udin yang kala itu tengah tertidur pulas, tak memiliki kesempatan untuk menyelamatkan ibu dan anaknya.
“Baru sekitar tujuh menitan saya tertidur, tiba-tiba ombak datang dan langsung menghantam rumah saya," ujar Udin.
Dari penuturannya, rumah Udin seketika langsung mulai roboh.
Panik bertambah ketika Udin mengetahui pintu rumahnya terkunci saat hendak mencoba keluar rumah.
Rumah Udin langsung roboh total ketika ombak tsunami kedua datang, sambil membawa perahu, yang kemudian menghantam rumahnya.
Tidak melarikan diri, Udin mencoba menyelamatkan keluarganya terlebih dahulu.
“Nggak pikir panjang, saya langsung menyelamatkan istri. Karena posisi kepala istri sudah di atas air. Itu kondisi air tingginya sekitar dua sampai tiga meter. Saya coba angkat istri saya biar bisa keluar dari dalam rumah lewat atap rumah depan yang bolong," ujar Udin.
Sesaat setelah menyelamatkan istri, Udin juga mencoba menyelamatkan anak keduanya.
Namun sayang, tak ada lagi kesempatan Udin untuk menyelamatkan ibu serta anak bungsunya yang masih berumur 1 tahun.
Mengingat-ingat derasnya hantaman ombak tsunami yang terjadi pada Sabtu (22/12/2018) lalu, membuat Udin hanya bisa tertunduk lesu.
Udin mencoba menahan air matanya saat mengetahui bahwa ibu dan anaknya masih terhimpit reruntuhan bangunan.
Udin hanya bisa berharap agar petugas gabungan Basarnas, TNI, serta relawan dapat segera menyelamatkan ibu dan anaknya dari puing-puing reruntuhan.
Udin Ahok, merupakan salah satu dari sekian banyak korban dari bencana tsunami Banten dan Lampung.
Mengutip pernyataan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, hingga kini jumlah korban tsunami Banten Lampung terhitung telah mencapai 281 orang meninggal dunia, dan 1.016 orang luka-luka.
Cerita Dua Kakak Beradik yang Selamat dari Terjangan Tsunami, Ada Suara Gemuruh
DOMINO99 - Tsunami terjadi di Selat Sunda dan menerjang wilayah Banten dan Lampung Selatan, Sabtu (22/12/2018).
Hingga Senin (24/12/2018) pagi, BNBP mencatat sudah 281 orang meninggal dunia, 1.016 orang luka-luka, 57 dinyatakan hilang dan 11.687 orang mengungsi.
Sehari setelah bencana alam itu banyak kabar tentang warga-warga yang selamat dari amukan tsunami, termasuk warga yang berhasil melarikan diri sebelum tsunami menerjang.
Seperti yang dialami kakak beradik asal Palembang, Sumatera Selatan yang selamat dari amukan tsunami karena lari bersama warga lainnya ke perbukitan.
Adalah Levi dan Sumantri, kakak beradik yang berasal dari Tebing Tinggi, Kabupaten Empat Lawang, Sumatera Selatan (Sumsel).
Mereka sempat merasakan bencana tersebut.
Mereka hampir terkena terjangan tsunami ketika sedang berkunjung ke rumah keluarga mereka di Lampung Selatan, untuk menghadiri proses pernikahan.
Menurut Levi seperti dikutip dari Kompas.com, tsunami berlangsung sekitar pukul 21.20 WIB pada Sabtu (22/12/2018).
Sebelum kejadian, ia sedang membuat kopi di rumah kerabatnya tersebut.
Namun tak lama kemudian, warga sekitar mendadak keluar dan berlari menuju ke atas bukit Rajabasa sembari memperingatkan ada tsunami.
"Suara gemuruh sangat terdengar, saya langsung keluar, lihat warga sudah lari teriak-teriak tsunami," kata Levi, Senin (23/12/2018).
Melihat warga mulai menyelamatkan diri, Levi dan Sumantri langsung menyelamatkan keluarga mereka naik ke atas bukit.
Kejadian yang hanya beberapa menit itu meratakan kediaman rumah kerabat mereka yang berada di pesisir pantai.
"Sempat saya menelepon keluarga yang sedang jalan di luar, mendadak listrik mati, sinyal langsung putus. Rumah sudah hancur akibat tsunami," ujarnya.
Keluarga Levi berhasil selamat dari kejadian tersebut, saat ini mereka sedang berada di daerah Penengahan salah satu kediaman kerabatnya untuk mengungsi.
"Hari ini langsung pulang ke Empat Lawang bersama keluarga, kami semua selamat," kata dia.
Udin Menangis Tak Bisa Selamatkan Ibu dan Anaknya Saat Tsunami, Tubuhnya Tertimbun Reruntuhan Rumah
Sementara, cerita korban tsunami Lampung, Udin Ahok (49), menyayat hati.
Di lansir oleh KARTULUDO, keluarga Udin ikut menjadi korban.
Ia hanya tertunduk lesu di atas puing-puing rumah yang terseret ombak.
Saat ditemui agen KARTULUDO, pria yang tinggal di Way Muli, Rajabasa, Lampung Selatan ini tampak duduk dengan lemas saat mulai menceritakan kisahnya.
Mata Udin sampai memerah, karena menahan tangis kala menceritakan dirinya yang tak sempat menyelamatkan ibunya, Ema (70) dan anaknya, Muhammad Yusuf (1).
Udin mengatakan, ibu dan anaknya itu masih tertimbun reruntuhan bangunan.
Gelombang tsunami yang datang tiba-tiba, membuat Udin yang kala itu tengah tertidur pulas, tak memiliki kesempatan untuk menyelamatkan ibu dan anaknya.
“Baru sekitar tujuh menitan saya tertidur, tiba-tiba ombak datang dan langsung menghantam rumah saya," ujar Udin.
Dari penuturannya, rumah Udin seketika langsung mulai roboh.
Panik bertambah ketika Udin mengetahui pintu rumahnya terkunci saat hendak mencoba keluar rumah.
Rumah Udin langsung roboh total ketika ombak tsunami kedua datang, sambil membawa perahu, yang kemudian menghantam rumahnya.
Tidak melarikan diri, Udin mencoba menyelamatkan keluarganya terlebih dahulu.
“Nggak pikir panjang, saya langsung menyelamatkan istri. Karena posisi kepala istri sudah di atas air. Itu kondisi air tingginya sekitar dua sampai tiga meter. Saya coba angkat istri saya biar bisa keluar dari dalam rumah lewat atap rumah depan yang bolong," ujar Udin.
Sesaat setelah menyelamatkan istri, Udin juga mencoba menyelamatkan anak keduanya.
Namun sayang, tak ada lagi kesempatan Udin untuk menyelamatkan ibu serta anak bungsunya yang masih berumur 1 tahun.
Mengingat-ingat derasnya hantaman ombak tsunami yang terjadi pada Sabtu (22/12/2018) lalu, membuat Udin hanya bisa tertunduk lesu.
Udin mencoba menahan air matanya saat mengetahui bahwa ibu dan anaknya masih terhimpit reruntuhan bangunan.
Udin hanya bisa berharap agar petugas gabungan Basarnas, TNI, serta relawan dapat segera menyelamatkan ibu dan anaknya dari puing-puing reruntuhan.
Udin Ahok, merupakan salah satu dari sekian banyak korban dari bencana tsunami Banten dan Lampung.
Mengutip pernyataan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, hingga kini jumlah korban tsunami Banten Lampung terhitung telah mencapai 281 orang meninggal dunia, dan 1.016 orang luka-luka.
Tidak ada komentar